Bermula karena punya pekerjaan yang mengharuskan banyak travelling ke seluruh penjuru tanah air, suka mampir ke kedai kopi saat berada di daerah, akhirnya tertarik untuk beli oleh-oleh Kopi setempat selain kaos dan makanan khas lainnya.
Tadinya ngopinya masih full gula, pelan tapi pasti mencoba mengurangi. Jika biasanya pakai 2 sendok teh (sdt) kemudian dikurangi menjadi 1 sdt, lalu 1/2 sdt dan akhirnya tanpa gula sama sekali.
Ih memangnya enak kopi tanpa gula? Memangnya tidak pahit? Justru setelah ngopi dengan cara ini, saya jadinya bisa membedakan rasa dan aroma kopi dari tempat yang berbeda. Kopi Wamena ada aroma Jeruknya, Kopi Amungme beraroma Coklat, Kopi Gayo aromanya kuat, agak pahit tapi ada rasa gurihnya dan minggu lalu baru dapat Kopi Kahayya Bulukumba yang begitu diminum berasa ada rempahnya.
Meskipun cara menyeduh Kopi itu beraneka rupa, tapi saya tetap setia dengan Kopi tubruk. Agar didapatkan cita rasa yang prima, saya biasa beli kopi dalam bentuk biji yang baru akan digiling pada saat akan diminum dan buat stock seminggu. Takaran favorit adalah 2 sdt Kopi untuk secangkir dan diseduh dengan air dengan sekitar 90°C. Oiya tingkat kehalusan giling juga berpengaruh terhadap rasa. Makin halus maka akan makin pahit.
Peminum Kopi hitam tanpa gula identik dengan pengopi kelas berat? Ah tidak juga. Buktinya saya cuma minum kopi sehari sekali di pagi hari. Di sore atau malam hari sama sekali tak berani karena mata ini bakalan mecicil semalaman. Dan ngopi dengan cara ini akan membuat kita tetap sehat karena tak terkontaminasi gula, perasa buatan maupun bahan pengawet pengawet.
Jadi sudahkah anda ngopi hari ini?