Senin, 29 Maret 2021

Belajar Dari Kucing

 

        Belajar Dari Kucing


 






Sejatinya kucing² yang kami openi cuma ada dua, si Gembul dan si Abu. Eh, ternyata minggu lalu Emaknya pulang dalam kondisi hamil besar dan tahu-tahu sudah melahirkan tiga anak lagi di belakang. Dasar Emak² nakal, saat senang dia berkeliaran di luar. Giliran melahirkan pulang dan minta perhatian.

Apabila saat makan tiba, tiga kucing ini disiapkan makanan sama dua jagoanku sesuai jadual piketnya. Siang Mas yang kasih makan, sementara Adek piketnya pas makan malam. Oh iya, semua kucing kalau malam memang dilepas tidak boleh tidur di dalam rumah, makanya temannya banyak. Jadi mereka ini kucing² gaul.

Makanya saat jam makan tak jarang ada kucing lain yang ikutan nimbrung, seperti siang ini. Dari balik jendela ku lihat ada si Oyen nyamperin ke rumah. Herannya dia hanya duduk diam menunggu si Abu dan si Mbul meyelesaikan makannya tanpa ada niat sedikitpun menyerobot atau mengambil makanan yang bukan haknya. Padahal dia adalah kucing jantan yang kalau mau menggunakan kekuatannya akan dengan mudah menyingkirkan dua kucing betina ini. 

Tapi hal itu tidak dia lakukan. Dia dengan sabar menunggu sampai gilirannya tiba. Saat si Abu sudah selesai makan, dia masih diam di tempatnya. Dan ketika si Mbul pun sudah selesai makan, barulah si Oyen mendekat dan menghabiskan sisa makanan yang ada.

Duh, kocheng.... Hari ini kamu memberikan pelajaran yang berharga buatku karena di luar sana masih seringkali ku baca berita² tentang ketamakan dan kerakusan yang dilakukan oleh manusia yang harusnya melindungi warganya.

Kalau ada lomba kocheng teladan, kamu pasti akan aku daftarkan.




Jumat, 30 Oktober 2020

Eksplorasi Bukit Lengkeng


    Pagi ini setelah selesai sarapan dan hunting foto sunrise dan sekitar villa yang terletak di Cigombong, ku ajak keluargaku eksplore sekitar. Ada beberapa pilihan seperti curug, desa wisata dan view sawah di lereng pegunungan. Berhubung kondisi suami yang belum memungkinkan, maka ku pilih Bukit Lengkeng sebagai tujuannya karena untuk sampai lokasi bisa dijangkau dengan mobil tanpa harus jalan kaki. 

Terletak 5 km di sebelah tenggara penginapan di Benda, Cicurug, Sukabumi, lokasinya cukup ditempuh 20 menitan. Jalanannya cukup bagus, tapi 500 meter menjelang TKP langsung menyempit, menanjak, berbatu dan becek. Sempat ragu-ragu untuk meneruskan perjalanan tapi kok ya nanggung. Hingga di satu tanjakan yang curam dan licin mobil munibusku ga kuat nanjak. 

Akhirnya ku putuskan turun mundur untuk ambil ancang-ancang. Dengan baca Basmallah kembali ku injak gas dan Alhamdulillah usahaku berhasil dan sampai di bukit Lengkeng. Tak pikir-pikir memang agak nekad. Lha wong di google yang biasa naik sini mobil-mobil off-road gitu je... 

Tapi usaha itu sebanding dengan hasilnya. Di atas kita bisa menikmati pemandangan alam yang indah sambil duduk-duduk bercengkerama di tanah kosong yang lumayan lega. Kalau aku sih tetap saja pilih ke sana sini cekrak-cekrek mengabadikan view yang cantik itu. Sayang kalau dilewatkan. 

Oh iya tempat ini free ga ada tiket masuknya karena memang belum ada pengelolanya. Hanya saja sayangnya agak kotor karena pengunjung masih suka nyampah sembarangan. Harusnya kan bisa dibawa turun sampahnya, bukan ditinggal di situ? Menjelang turun baru terlihat ada beberapa orang naik motor gantian ingin bersantai. Ok waktunya kita balik kanan bubar jalan. Pokoke puas wis, puaaas..!

 


Jumat, 31 Juli 2020

Berbeda Itu Biasa


Untuk kedua kalinya kami sekeluarga melaksanakan sholat hari raya di rumah saja. Tentu saja setelah melakukan beberapa pertimbangan. Pertama, saat melihat data Covid ternyata warga di Kelurahan kami yang terinfeksi masih ratusan jumlahnya. Kedua, suami masih belum sehat betul sehingga khawatir ketahanan tubuhnya masih belum prima. 

Untuk hal yang beginian aku memang jirih, penakut. Jadilah kami bagi-bagi tugas. Si mas jadi imam, si adek baca khutbah dan si emak jadi fotografer.

Tadinya sudah aku sediakan materi khutbah biar tinggal baca, tapi sepertinya si adek merasa isinya kurang pas dan akhirnya dia cari sendiri. Eh, ternyata isinya lebih pas dan lebih bagus untuk audience yang isinya cuma keluarga sendiri. Makanya jangan sepelekan anak milenial. 

 Selesai sholat langsung bikin teh manis buat membatalkan puasa. Temannya sisa pizza yang semalam beli yang memang sudah sengaja disisihkan. Maklum kali ini si Emak lagi males masak. Begitu buka kardusnya, lhadalaah.....! Tinggal seiris roti keju yang sudah keras. Ternyata semalam dihabiskan sama anak-anak yang memang lagi semego-semegonya. Untung di kulkas masih ada bubur ketan item. 

Pokoknya buat orang Jawa apapun itu pasti masih ada untungnya. Makan siang lanjut bikin bakso. Tak ada ketupat, opor, sambal goreng ati maupun rendang. Tak apa, semua bisa menerima karena berbeda itu biasa. Padune... Hihihi Selamat Hari Raya Idul Adha 1441 H. Taqobbalallahu minna wa minkum.

Jumat, 24 Juli 2020

Bayar Pajak STNK Drive Thru, Cobain Deh Cuma Lima Menit..!


Beberapa hari lalu setelah baca status teman di FB yang habis perpanjang STNK via drive thru (padahal yang diperpanjang itu apanya, orang kertasnya segitu-gitu juga kok), langsung aku cek STNK yang seingatku akan habis di akhir Juli ini. Habis? Memangnya siapa yang makan?

Blaik..! Ternyata STNK habis tanggal 15 Juli alias sudah telat.  Kalau dilakukan test hasilnya kemungkinan positif. Udah jangan ngomongin yang sensitif deh..

Sebagai orang yang taat aturan, hari ini aku meluncur ke Samsat Jakarta Barat untuk menyelesaikan kewajiban. Ya daripada ga tenang berasa kaya dikejar-kejar ambulance. Ceritanya dulu aku paling takut kalau dengar suara sirine ambulance itu. Eh, sekarang malah kerja di RS. Hihihi...

Pinginnya ke Samsat keliling atau yang dekat rumah, tapi kalau kasusnya telat ngurusnya harus ke Samsat asal. Mau ke sana hari Sabtu ternyata selama pandemi jam kerjanya berubah hanya dari Senin sd Jumat saja. Yo wis lah, lanjuut..!

Begitu masuk parkiran Samsat kutanya petugas apakah yang telat bisa bayar lewat drive thru? Alhamdulillah dijawab bisa. Papan petunjuknya kecil dan sudah lusuh, jadi buat kaum jelita alias jelang lima puluh tahun disarankan pakailah kacamatanya biar tidak terlewat. Adanya di sebelah kanan sebelum pintu keluar.

Nah ini tahapan-tahapan yang harus kita lakukan.

1. Pastikan kendaraan yang akan dibawa sesuai dengan STNK yang akan dibayar pajaknya, bukan kendaraan milik tetangga.
2. Antrilah dengan tertib sambil menyiapkan BPKB, STNK dan KTP asli. Jangan yang foto copy an apalagi foto selfie. Ingat ini bukan ajang narsis
2. Berkas tadi akan diverifikasi di loket 1. Nunggunya ga lama, cuma dua menit sudah beres.
3. Majukan kendaraan ke loket 2 atau kasir untuk pembayaran. Sebenarnya bisa bayar pakai kartu debit tapi ternyata tadi mesin EDCnya sedang rusak. Mungkin dia lelah dan ingin segera menikmati wiken. Karena ga bawa uang cash maka aku diminta ambil uang di ATM yang ada di dekat pintu masuk.
4. Parkirlah kendaraan di depan, jangan mbegegek di situ, kasih kesempatan orang lain kecuali kamu sudah dapat restu dan katabelece dari ayahanda. Merdekaaa....!
5. Ambil uang di ATM, kembali lagi ke loket 2, bayar dan STNK baru bisa langsung diterima. Saaah...!

Keseluruhan proses kalau tanpa harus pakai ambil uang di ATM cuma 5 menit. Ga pakai ribet, ga pakai lama. Terima kasih sudah memberikan layanan yang keren pada kami. I love you full deh...

Minggu, 05 Juli 2020

Masjid Eyup Sultan, Masjid Tertua di Turki


Sore itu setelah mengarungi Selat Bosphorus dengan kapal kami melanjutkan kunjungan ke Masjid Eyup Sultan yang merupakan masjid tertua di Turki sekaligus untuk menunaikan sholat Dhuhur dan Ashar. Masjid ini dibangun pada tahun 1458 beberapa tahun setelah Konstantinopel ditaklukkan oleh Bani Utsmaniyah. Konstantinopel kemudian diubah namanya menjadi Istanbul pasca penaklukan tersebut. Ah jadi teringat pada film tentang Muhammad Al Fatih yang sangat heroik itu.

Di komplek masjid ini terdapat makam Sahabat Nabi yaitu Ayyup Al Anshari yang meninggal saat penaklukan pertama Konstantinopel. Maka itulah masjid ini sangat dihormati oleh umat Islam. Infonya di sini dulu juga dipergunakan sebagai tempat penobatan Sultan Turki.

Berkeliling di sekitarnya maka kita akan menemukan suasana yang sangat homy. Terdapat taman dan plaza dengan air mancur di tengahnya, cafe dan toko di sekelilingnya serta kucing-kucing yang lucu pada berkeliaran.

Oiya di masjid inilah Anies Baswedan bertemu dengan Erdogan sekaligus melaksanakan sholat Jum'at saat berkunjung di Turki. Ini cuma info lho, ga usah dibawa ke urusan politik. Wekwekwek...

#JalanJalanTurki
#Istanbul
#MasjidEyupSultan

Air mancur yang menyegarkan mata

Memberi makan burung

Ketemu si Empus lagi

Masjid Eyup yang eyup alias adem

Tamaan yang tidak pernah sepi

Menikmati sore

 Tempat wudhu yang unik


Gerbang masuk

Kasih caption apa ya?

Komplek pemakaman


Hagia Sophia, Saksi Sejarah Turki

Dibangun pada tahun 537 bangunan ini awalnya merupakan sebuah gereja Katedral Orthodoks Yunani dan pada tahun 1204 - 1261 diubah menjadi gereja Katedral Katolik. Setelah jatuh ke tangan Dinasti Utsmaniyah, Hagia Sophia atau orang Turki menyebutnya sebagai Aya Sofia maka pada tahun 1453 - 1931 difungsikan sebagai masjid.

Jika kita masuk ke dalamnya maka ada sesuatu yang unik dimana di tengah lambang Allah dan Muhammad terdapat gambar Bunda Maria dan Yesus. Saat Hagia Sophia menjadi masjid gambar ini konon ditutup sehingga tidak terlihat oleh jama'ah.

Mengunjungi Turki wajib ke tempat ini karena merupakan salah satu Landmark selain Blue Mosque yang ada di seberangnya. Tiket masuk seharga 72TL  tapi akan lebih murah jika beli paket. Untuk paket Istana Topkapi, Hagia Sophia dan Arkeologi dihargai sebesar 162TL. Tapi jika ingin puas menjelajahi wisata sejarah maka akan lebih hemat lagi dengan Museum Card yang berlaku selama lima hari seharga 295TL.

Sayangnya saat itu bangunan masih direnovasi sehingga tidak bisa leluasa mengambil gambar.
Oiya yang menarik di sini aku ketemu lagi sama si Empus yang cantik manawan hati.

#MbolangTurki
#JalanjalanTurki
#Istanbul
#HagiaSophia


Tampak luar, anggun mempesona

Pengunjung yang selalu ramai

View dari lantai atas

Lukisan Bunda Maria di antara kaligrafi

Narsis di lantai atas

Tangga naik ada di ujung

Lampu hiasnya sangat artistik

Mengagumi keindahanmu
Salah satu sudut di ujung tangga

Pintu masuk bangunan utama

Daftar harga tiket masuk

Mesin tiket mandiri

Kucing Turki yang gendut2

Sabtu, 04 Juli 2020

Istana Topkapi, Kediaman Sultan Ottoman Turki

Mengunjungi area Sultanahmet yang menjadi icon wisata Turki maka tak akan lengkap tanpa mengunjungi Istana Topkapi atau Topkapi Sarayi yang terletak sekomplek dengan Blue Mosque dan Hagia Sophia.

Dibangun pada tahun 1453 oleh Sultan Mehmed II setelah menaklukan Bizantium Konstantinopel dari Kekaisaran Romawi, Istana ini terdiri dari empat lapangan besar dan ratusan bangunan di dalamnya.

Tempat ini selain menjadi tempat tinggal Sultan dan keluarganya juga merupakan pusat pemerintahan puluhan Sultan setelahnya. Konon ribuan orang menempati Istana ini, bahkan dapurnya saja terdapat 800 koki yang setiap harinya menyiapkan 4.000 porsi makanan untuk orang dalam Istana maupun fakir miskin yang ada di Istanbul.

Pintu masuk Istana seluas 700.000 M2 ini sejatinya adalah pintu masuk benteng. Setelah melewati pemeriksaan kita disambut lapangan yang luas dan bangunan di kanan kirinya. Ada gedung pertemuan pemerintahan, rumah anak istri dan kerabat istana, dapur umum, masjid, madrasah, dll. Bangunan satu sama lain dipisahkan oleh taman yang kalau musim semi pasti penuh dengan aneka warna bunga yang mempesona.

Yang menarik di sini adalah salah satu bangunan musium tempat penyimpanan barang-barang bersejarah yang ada di pavilliun deretan bangunan sebelah kiri. Ya karena di sini tersimpan barang peninggalan Nabi Muhammad SAW seperti foot print, pedang, janggut, gigi (yang tanggal saat perang Uhud), busur panah, stempel, dll. Selain itu juga ada pedang milik keempat sahabat nabi, jubah Fatimah, kunci Ka'bah, cover Hajar Aswad, tangan nabi Yahya, sorban Nabi Ibrahim, tongkat Nabi Musa, dll.

Ayat suci Al Qur'an berkumandang selama kita keliling dalam musium ini. Konon dahulu di ruangan itu ada Qari yang membaca Alqur'an secara bergantian selama 24 jam tanpa henti. Sayangnya kita tidak boleh memotret di ruangan ini.  Tapi tak apa, melihat peninggalannya saja hati ini sudah cukup meleleh dibuatnya.

Di bagian belakang bisa kita temui taman dan tempat bersantai Sultan dan keluarganya dengan view Selat Bosphorus. Cantik sekali. Ah, jadi membayangkan bagaimana nyamannya tinggal di Istana yang luas, indah dan megah itu. Ngimpi

#JalanJalanTurki
#IstanaTopkapi
#Istanbul

Dinding benteng Istana

Bunga musim dingin di halaman

Pintu masuk ke tempat bercengkerama


Kran cuci tangan saja cantiknya begini

Pepohonan yang tengah meranggas

Selat Bosphorus
 
Gerbang Istana yang iconik


Pintu masuk

Bangunan bekas gereja

Pintu masuk museum
 
Saung bersantai

Singgasana

Bangunan tempat bercengkerama

Menikmati view di Selat