Senin, 30 Maret 2020

Mbolang ke Istanbul Turki, Ini yang Perlu Diketahui


Istanbul adalah salah satu kota eksotis impian banyak orang dimana terdapat perpaduan dua budaya Timur dan Barat sekaligus. Kata orang sih mau datang di musim apapun akan selalu terlihat indah.

Alhamdulillah tanggal 7 - 13 Februari 2020 kemarin dikasih kesempatan sama Allah untuk mewujudkan impian yang sempat tertunda setahun itu. Buat yang suka mbolang berikut beberapa hal yang perlu diketahui dan disiapkan.

1. Cek cuaca atau musim
Ini penting agar pas tiba di sana kita tidak salah kostum. Kebayang kan pas lagi musim panas ternyata kita malah bawa baju dan jaket tebal? Karena kemarin pergi di bulan Februari pas musim dingin dan suhu sampai -2°C yang bahkan di Uludag Mountain hingga -6°C, maka sejak jauh hari sudah menyiapkan jaket dan sepatu winter, long jhon, sarung tangan, syal, kaos kaki termal dan kupluk. Pas di Blue Mosque Ketemu sama sister dari Suriah yang jualan syal pasmina dan kaos kaki wool, jadilah aku beli sama dia karena memang ga bawa dari Indonesia. Dan memang sangat membantu melawan dingin yang bagai dalam kulkas itu.

2. Cek Airport Tujuan
Sejak April 2019 penerbangan komersial Istanbul telah pindah ke Bandara yang baru yang merupakan Bandara terbesar di Eropa. Jika sebelumnya pesawat Internasional mendarat di Istanbul Attaturk Airport maka sekarang mendarat di New Istanbul Airport. Bandara Attaturk kemudian hanya dioperasikan sebagai bandara cargo serta General Aviation. Jadi pas beli tiket jangan sampai salah menentukan airport tujuan.

3. Transportasi Bandara & Lokal
Menuju pusat kota Istanbul tepatnya di Sultanahmet, jika ingin naik angkutan umum hanya tersedia bus bandara IST20 (Havaist). Waktu tempuhnya antara satu hingga dua jam tergantung kepadatan lalu lintasnya. Dari terminal kedatangan ikuti petunjuk menuju peron bus nanti ketemu lift turun ke lantai -2. Tiket bus seharga 18TL bisa dibayar dengan Istanbul Card maupun kartu kredit. Istanbul Card ini semacam e-money yang sekaligus bisa untuk naik tram, metro maupun kapal Ferry. Jadi lebih praktis tinggal tab tidak harus beli tiket saat mau naik kendaraan. Istanbul Card bisa ditop up di tiap stasiun maupun mini market. Tiket naik tram jauh dekat 2,4TL, yang lainnya belum mencoba.

4. Penginapan dan Makan
Jika ingin menghemat tenaga dan biaya maka pilihlah penginapan yang dekat dengan tempat wisata sekaligus dekat stasiun/halte bus. Biaya hidup di Istanbul terbilang tidak mahal, hampir sama dengan di Jakarta dengan kurs 1TL sebesar Rp 2.500. Menginap di Old Mile Hotel kamar dormitory 4 bed yang cuma 309 M Dari Sultanahmet dan 150 M Dari Stasiun Tram, tarif semalamnya hanya kena Rp 145rb sudah termasuk sarapan dengan menu pilihan yang lengkap. Ada salad bar, sup krim, roti dengan aneka selai, madu, teh/kopi/susu, kentang goreng, telur rebus, sosis, telur dadar, daging asap, dll. Tak lupa yoghurt dan aneka keju juga tersedia di meja. Untuk makan lengkap sekitar 25TL, cemilan roti simit, jagung bakar dll 3-10TL.

5. Lokasi Wisata
Di Istanbul saja lokasi wisatanya sangat banyak.  Jadi lebih baik tentukan dari awal mana saja yang ingin dikunjungi. Karena waktu yang terbatas kemarin hanya mengunjungi arena Sultanahmet (Blue Mosque, Topkapi Palace & Hagia Sophia), Grand Bazaar, Gerbang Istanbul University, Grand Bazaar, Masjid Sulaymaniye, Dolmabahce Palace (depannya doang) dan Karakoy untuk menikmati pemandangan Selat Bosphorus. Pas sudah gabung sama rombongan lanjut ke Bursa, Uludag Mountain, Istana Topkapi dan naik Cruise menyusuri Selat Bosphorus.

6. Makanan
Jika di Indonesia kita sangat familiar dengan Kebab, maka di Turki yang disebut Kebab adalah daging yang dipotong-potong (sapi, kambing maupun ayam) kemudian dipanggang. Jadi lebih tepat dibilang sate. Sementara Kebab versi Indonesia itu kalau di sana disebutnya adalah Doner (Daging yang dipanggang memutar). Sayuran lebih banyak dimakan mentah sebagai salad dan umumnya tidak pakai dressing mayonais, tapi cukup dikeceri lemon dan atau minyak zaitun saja. Daging juga tidak digoreng tapi cukup dipanggang atau dikukus. Karena pola makan yang sehat serta bergizi tinggi itu maka tak heran kulit orang Turki sangat bersih, kencang dan sehat. Ditambah lagi dengan wajah yang cantik dan ganteng maksimal maka berkeliling Turki akan sangat menyenangkan pandangan. Haha.. Oiya kalau bosan dengan menu Turki kita bisa mengunjungi Warung Nusantara yang terletak di Merzakefendi 9km dari Sultanahmet.

7. Bahasa
Sebagian besar orang Istanbul bisa berbahasa Inggris, jadi kita tidak perlu khawatir kalau mau bertanya atau sekedar ngobrol ringan dengan mereka. Kalaupun kepepet masih bisa pakai bahasa Tarzan kan? Dan mereka adalah orang-orang yang ramah.

8. Oleh-oleh
Orang Indonesia kalau melancong sebagian besar pasti akan beli oleh-oleh yang khas dari negara yang dikunjungi. Nah di Grand Bazaar adalah surganya. Tapi kita tetap harus pandai menawar. Berhubung aku ga suka dan ga bisa nawar maka lebih suka melipir belanja di pasar lama di samping dan belakang yang harganya sudah terpasang. Takut keblondrok. Nah, ini bahasa Indonesianya apa coba?

9. Penukaran Lira
Kurs Lira di Indonesia mahal. Pas tukar di Depok 1TL dihargai Rp 2.870. Waktu itu terpaksa menukar 209TL buat jaga-jaga bayar beli Istanbul Card (bus bandara), eh ternyata busnya bisa dibayar pakai kartu kredit. Ketika tarik Lira di ATM yang ada di Sultanahmet ternyata kursnya bagus banget cuma Rp 2.500. Jadi tak perlu bawa Lira dari Indonesia, lebih enak dan menguntungkan ambil di ATM di Turki saja.

Ok deh itu saja hal-hal yang perlu diketahui.  Kalau ada yang mau menambahkan silahkan saja dengan senang hati agar infonya bisa lebih lengkap. Terima kasih...

#JalanJalanTurki
#MbolangTurki
#Istanbul

Tram yang membelah kota

Bus Bandara

Hotelku. Murmer tapi strategis


Hagia Sophia

Sebagian menu sarapan di hotel

Naik cable car di Uludag

Istana Topkapi

Roti Ismit