Rabu, 14 November 2012

Menikmati Sunset di Pantai Tanjung Tinggi

Masih ingat dengan film Laskar Pelangi yang tersohor itu? Salah satu lokasi shooting yang digunakan adalah Pantai Tanjung Tinggi yang terletak di barat daya pulau Belitung. Cukup dengan 15 menit menyusuri jalanan beraspal nan mulus dari kota Tanjung Pandan ke arah utara, kita sudah bisa sampai di tempat yang sangat eksotis ini.

Usai menyelesaikan tugas kantor di Pulau Buku Limau dan Simpang Pesak, saya langsung meluncur kembali ke Tanjung Pandan dan tentunya mampir dulu ke pantai yang merupakan salah satu icon pariwisata Belitung ini. Kedatangan saya di sore itu disambut oleh rintik-rintik hujan. Ya, karena sudah memasuki bulan November, hampir tiap hari Belitung disiram air hujan. 

Begitu memasuki lokasi pantai, kita akan disambut dengan batu-batu raksasa sebesar rumah yang seakan menjadi benteng pelindung. Entah dari mana datangnya batu-batu itu, mengingat di pulau ini tidak terdapat gunung berapi yang aktif.

Sambil menunggu hujan reda, saya mampir ke warung yang letaknya tak jauh dari tempat parkir. Kali ini saya kembali menemukan peristiwa unik, setelah peristiwa sakit gigi di tengah laut yang bisa dilihat di sini

Saat tengah minum, ada bapak-bapak yang menghampiri dan menawarkan untuk mencicipi hidangan yang sudah disediakan di bagian belakang warungnya. Dia mengatakan kalau hari itu keluarganya sedang hajatan dan kami dipersilahkan untuk ikut bergabung. Berhubung memang tidak lapar, dengan halus saya coba menolak. Tapi tiba-tiba teman saya yang asli Belitung bilang bahwa adat di sini apabila ada orang menawarkan makanan, maka wajib memenuhinya walaupun cuma sedulit. Istilahnya bernama Kempunan. Kalau tidak, mereka akan sangat tersinggung dengan penolakan kita. Akhirnya saya mencicipi hidangan untuk menghormati bapak pemilik warung dan ternyata ada menu khas bernama "gangan", yaitu masakan daging berkuah kuning dengan rasa kari yang kuat. Lumayan enak juga, apalagi gratis.. hehehe.. 

Setelah lebih kurang lebih setengah jam menunggu, akhirnya hujan berhenti dan sang mentari langsung menampakkan diri. Alhamdulillah.. Bergegas kami menuju ke pantai yang terletak di balik bebatuan besar. Saya berasa tengah bermain labirin  diantara batu-batu yang berkelok-kelok. Violaaa..! Di depan mata terhampar pantai berpasir putih bersih dengan air laut berwarna biru kehijauan dan dihiasi batu-batu besar yang berserakan. 

Tak puas memandangi laut dari tepinya, saya mencoba naik ke bebatuan raksasa itu. Dengan susah payah saya melompat, merayap untuk mencapai puncaknya. Maklum karena barusan hujan, bebatuan itu jadi licin dan faktor "U" juga membuat badan ini menjadi tak lincah lagi. hehe.. Dan ternyata pemandangan dari atas terlihat makin mempesona. Saya sebelumnya juga pernah menemui panorama yang sama saat ke pulau Natuna, tapi tetap saja rasa kagum akan ciptaanNya tak bisa saya sembunyikan. 

Turun dari bebatuan, saya menuju ke sudut pantai yang lain untuk menyongsong momen tenggelamnya sang surya. Meski tak sempurna, karena awan mendung sebagian masih terlihat di angkasa, detik-detik itu terasa sayang untuk dilewatkan begitu saja. Ah, Belitung. Sepertinya pulau ini diciptakan sebagai salah satu surga dunia.

"Monumen" Laskar Pelangi di pintu masuk

Batu-batu besar berserakan di sepanjang pantai

Airnya bening menyegarkan

Menikmati pemandangan dari atas bebatuan

Pemandangan dari sisi yang lain


Tidak ada komentar:

Posting Komentar