Belajar Dari Kucing
Sejatinya kucing² yang kami openi cuma ada dua, si Gembul dan si Abu. Eh, ternyata minggu lalu Emaknya pulang dalam kondisi hamil besar dan tahu-tahu sudah melahirkan tiga anak lagi di belakang. Dasar Emak² nakal, saat senang dia berkeliaran di luar. Giliran melahirkan pulang dan minta perhatian.
Apabila saat makan tiba, tiga kucing ini disiapkan makanan sama dua jagoanku sesuai jadual piketnya. Siang Mas yang kasih makan, sementara Adek piketnya pas makan malam. Oh iya, semua kucing kalau malam memang dilepas tidak boleh tidur di dalam rumah, makanya temannya banyak. Jadi mereka ini kucing² gaul.
Makanya saat jam makan tak jarang ada kucing lain yang ikutan nimbrung, seperti siang ini. Dari balik jendela ku lihat ada si Oyen nyamperin ke rumah. Herannya dia hanya duduk diam menunggu si Abu dan si Mbul meyelesaikan makannya tanpa ada niat sedikitpun menyerobot atau mengambil makanan yang bukan haknya. Padahal dia adalah kucing jantan yang kalau mau menggunakan kekuatannya akan dengan mudah menyingkirkan dua kucing betina ini.
Tapi hal itu tidak dia lakukan. Dia dengan sabar menunggu sampai gilirannya tiba. Saat si Abu sudah selesai makan, dia masih diam di tempatnya. Dan ketika si Mbul pun sudah selesai makan, barulah si Oyen mendekat dan menghabiskan sisa makanan yang ada.
Duh, kocheng.... Hari ini kamu memberikan pelajaran yang berharga buatku karena di luar sana masih seringkali ku baca berita² tentang ketamakan dan kerakusan yang dilakukan oleh manusia yang harusnya melindungi warganya.
Kalau ada lomba kocheng teladan, kamu pasti akan aku daftarkan.