Lebaran kali ini saya dan keluarga tidak mudik ke Jogja. Selain males bermacet-macetan, akhir Juni kemarin kami sudah liburan ke sana dan sempat mampir ke Dieng.
Mengingat anak-anak paling suka berenang dan ingin suasana lain, tahu sendiri kan pantai di Ancol pasti padat kalau liburan seperti ini, mana airnyapun juga tak bersih. Setelah browsing cari referensi, akhirnya saya putuskan untuk liburan ke Pulau Untung Jawa yang berada di Kepulauan Seribu.
Pagi jam 07.30 kami start dari rumah di Depok. Rute yang diambil melalui tol dalam kota mengarah ke Bandara dan keluar di pintu tol Rawa Bokor. Tujuan kami adalah Dermaga Pantai Tanjung Pasir di Teluk Naga. Tak perlu khawatir tersesat karena di sepanjang jalan banyak petunjuk arahnya. Karena sebagian jalan ada perbaikan, total waktu yang ditempuh adalah selama 2,5 jam.
Sesampai di lapangan parkir yang cukup luas, sudah ada orang yang menawarkan perahu penyeberangan. Oh iya tarif masuk sekaligus parkir mobil di sini 24rb untuk 3 orang dewasa. Tak perlu khawatir meninggalkan kendaraan menginap, karena tempat ini dikelola secara resmi dan diberi tiket parkir sebagai tanda masuk. Jika ingin melepas dahaga, banyak terdapat pedagang es kelapa muda juga.
Dermaga Tanjung Pasir, Teluk Naga |
Di atas perahu, Rayhan tampat agak tegang. |
Ini dia perahunya |
Setelah perjalanan selama sekitar 30 menit, sampai juga kami di Pulau Untung Jawa dengan membayar 15rb per orang. Taraaa..! Dermaga telah tampak di depan mata. Ternyata di sekitarnya telah banyak pengunjung yang berenang di pantainya sehingga tampak ramai sekali. Untuk masuk ke pulau, tiap orang cukup membayar Rp 3.000 dan untuk anak-anak gratis.
Dermaga Pulau Untung Jawa |
Suasana di pantai dengan latar belakang Dermaga |
Jika ingin menginap, banyak homestay tersedia di sini dengan harga berkisar antara Rp 200-300 rb per kamarnya. Tapi makanan disini pilihannya terbatas. Meskipun di pulau, yang jual seafood hanya ada satu warung. Yang paling banyak adalah penjual gado-gado dan mie instant. Tapi di sini ada makanan khas yang sangat saya suka yaitu keripik sukun yang rasanya gurih dan renyah. Selain untuk cemilan selama bersantai, juga bisa dijadikan untuk oleh-oleh.
Salah satu home stay |
Sunset |
Menyongsong pagi
|
Saat berkeliling pulau, saya melihat bahwa potensi pariwisata disini telah dikelola dengan baik oleh warganya. Petunjuk jalan banyak dipasang diperempatan gang - karena jalannya memang cuma kecil tak bisa dilewati mobil, toko souvenir berupa kaos maupun cinderamata dari kerang, Puskesmasnya besar dan Masjidnya juga nyaman. Selain itu kebersihannya terjaga, penduduknya ramah dan keamanan juga cukup terjamin. Terbukti beberapa kali saya mendengar pengumuman telah ditemukannya tas atau dompet pengunjung dari pengeras suara. Motor warga juga diparkir begitu saja di luar rumah tanpa khawatir akan hilang. Ya iyalaah.. Kalau dicuri juga pasti ketahuan, kan keluarnya harus pakai perahu. Hehe..
Puskesmasnya cukup besar dan tampak modern
|
Sedikit tips, berangkatlah pagi-pagi karena perahu reguler adanya antara jam 8-10 pagi. Bawalah bekal makan siang sendiri dan lauk yang tahan lama dan snack jika berniat menginap. Pulangnya jangan terlalu sore karena bisa jadi ombak telah meninggi.