Jayapura dari Menara tvri |
Papua memang terkenal dengan
keindahan alamnya, tak terkecuali Jayapura. Ibu kota Papua Timur ini menyimpan
sejuta pesona. Saat masih di angkasa saja, menjelang mendarat di Bandara, mata
sudah dimanjakan dengan pemandangan cantik Danau Sentani yang serasa menyapa
kita. Danaunya yang terhampar luas itu dihiasi dengan pulau-pulau kecil di tengahnya.
Bukit-bukit berderet mengelilingi bak benteng yang menjaga agar air danau tidak
tumpah terbuang dengan percuma. Uniknya, di perbukitan itu pohon tumbuh tidak
merata. Di satu sisi pepohonan menghijau dengan lebatnya, di sisi lain tampak
gundul hanya ditumbuhi rerumputan semata. Hingga roda pesawat menyentuh
landasan, pemandangnan yang dasyat ini membuatku tak ingin memalingkan muka
dari jendela sambil jeprat-jepret menekan tombol kamera.
Dari Bandara Sentani menuju kota
Jayapura, hanya ada satu jalan yang menghubungkannya dan akan menjadikan satu
keasyikan tersendiri bagi kita. Jangan lupa arahkan pandangan ke sebelah kanan,
karena Danau Sentani akan dapat kita nikmati dari jarak dekat. Selain danau, bukit
di kanan kiri jalan dan birunya langit yang dihiasi awan putih akan menjadi
pemandangan yang sulit untuk dilupakan. Rasanya dengan menikmati pemandangan di
sepanjang perjalanan saja, sudah bagaikan melakukan rekreasi rasanya.
Nah, tempat yang wajib dikunjungi
saat ke Jayapura adalah Jayapura City. Sebuah tempat di puncak bukit yang juga
terkenal sebagai Menara TVRI, karena di tempat ini terdapat pemancar milik TV
berplat merah tersebut. Saat ini sudah hampir semua stasiun TV meletakkan
pemancarnya di sini. Di tempat ini terdapat tulisan “Jayapura
City” yang sangat besar dan kita dapat melihat kota Jayapura dan bukit yang ada
di sekitarnya dari atas. Kota yang terletak di pinggir teluk ini bisa terlihat
semua bagiannya dengan jelas. Laut Pasifik yang lepas juga bisa kita nikmati
keindahannya. Saat aku kesini bertepatan dengan datangnya sang senja, sehingga
kerlap-kerlip lampu kota menambah semarak suasana. Untuk mendapatkan gambar
yang bagus, kita harus meniti penyangga tulisan raksasa sehingga diperlukan kehati-hatian
dan menjaga keseimbangan dengan seksama. Bagi yang takut ketinggian, disarankan
agar tidak mencoba melakukannya.
Turun dari kota sangat disarankan
dilakukan pada pagi hari, karena kita dapat melihat sunrise dari Teluk Yotefa
yang juga terletak di pinggir jalan raya. Meskipun aku sampai sini sudah jam 6.30 dimana
matahari sudah terlihat tinggi, tapi pemandangannya tetap tak kalah indah. Jangan
lupa mampir ke Pasar Induk yang tak jauh dari teluk ini untuk sekedar membeli
buah tangan berupa ikan asar (asap). Biasanya ikan yang diasap selama
berjam-jam ini berupa ikan cakalang atau ekor kuning yang besar-besar dengan
kisaran harga antara 25rb hingga 60rb per ekor tergantung pada besar kecil
ukurannya.
Kuliner yang banyak ditemui apalagi
kalau bukan ikan? Dan ternyata ikan mujair dan bandeng yang justru banyak ditemukan di warung makan ataupun
restoran. Aku agak kaget karena harga bandeng per porsi mencapai 45rb, sudah
termasuk sayur lodeh dan sambel kacang sebagai cocolan. Sementara ikan mujair
rata-rata dihargai 60rb per porsi. Lumayan mahal memang. Maka siapkan merogoh kocek lebih dalam, karena harga-harga di sini sepertinya dua kali lipatnya Jakarta. Ada juga buah khas
bernama Matoa yang isinya seperti rambutan tapi ada aroma duriannya , tapi sayang
pas lagi bukan musimnya, jadi akupun tak bisa menikmati rasanya.
Jika di daerah lain ada musim hujan
dan kemarau, maka seperti halnya di Timika, di Jayapura juga tidak mengenal
musim. Cuaca bisa berubah sangat cepat dan hujan bisa turun kapan saja
semaunya. Pada saat matahari memancarkan sinarnya, maka panas yang ditimbulkan
akan sangat terik dan menyengat hingga mata dibuat silau karenanya. Mungkin
panasnya bisa dua kali lipatnya Jakarta.
Penginapan harganya malah tidak
terlalu mahal. Aku bisa dapat hotel yang bersih, aman dan nyaman cukup dengan
270rb saja. Namanya Hotel Kartini yang letaknya persis di samping Markas
Polisi. Sedangkan untuk penerbangan dari Jakarta ke Jayapura memakan waktu
lebih kurang 6 jam dengan harga tiket mulai dari 1,5juta.
Meskipun mata kita sangat
dimanjakan dengan panorama yang tak terkira, bagi para wanita tetaplah anda
waspada. Karena peredaran minuman keras lebih leluasa, maka hal ini juga
berdampak pada tingkat keamanan dan kriminalitasnya. Jadi disarankan apabila
malam telah tiba, akan lebih baik jika berdiam diri di kamar saja. J
Ayo ke Papua..!
Danau Sentani dari ketinggian |
Kota Abepura |
Menikmati Jayapura dari Menara tvri. Perlu keseimbangan prima |
Sapa pagi dari Teluk Yotefa |
Pedagang ikan asar di Pasar Induk Yotefa |
Danau Sentani dari dekat |
Awan di atas Papua. Rosaaa..! |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar