Rabu, 29 Januari 2020
Sehari di Melaka Enaknya Ngapain Saja?
Sebagai backpacker yang baik dan benar, sepulang dari Jepang (Agustus 2018) sengaja akup pilihtransit yang paling lama di KLIA2 yaitu 16 jam sejak pagi hingga menjelang tengah malam. Memangnya mau ngapain? Ya dipakai buat jalan-jalan di Malaysia dong ah. Ke Kuala Lumpur sudah pernah 2 kali, jadi kali ini tujuannya adalah Melaka yang cukup ditempuh selama 2 jam naik bus dari Airport. Harga tiketnya RM 24 atau 86rb sekali jalan yang bisa dipesan langsung di loket yang ada di pintu keluar kedatangan.
Setelah hampir seminggu di Jepang bertemu dengan orang-orang yang ramah, baik hati dan suka menolong, pas naik bus dapat surprise dari Sopirnya yang kasar main bentak-bentak ke penumpang gara-gara salah ambil tempat duduk. Jadilah sepanjang perjalanan mending dipakai tidur saja daripada nanti kebawa emosi merusak mood dan malah jadi laper dan pengen makan yang banyak. Bisa tekor nanti dompetku.
Bus berhenti di Melaka Sentral yang merupakan terminal bus yang cukup besar. Untuk menuju pusat wisata World Heritage kita bisa naik bus Panorama dan berhenti di Bangunan Merah (Stadzhuys) dengan tarif RM3 atau naik Grab RM7.
Di komplek Bangunan Merah inilah yang bisa disebut Kota Tuanya Melaka ini dapat kita temukan beberapa obyek wisata yang bisa dikunjungi dan lokasinya berdekatan, yaitu Gereja St. Francis Xavier, Christ Church, Melaka River Cruise, Jonker Street (tapi bukanya hanya pas Weekend), Kincir Angin, dan bangunan dengan hiasan Mural. Jika haus jangan lupa minum es Cendol Durian dan leyeh-leyeh naik Becak hias macam yang ada di Alun-alun Kidul Jogja.
Sebenarnya pengen juga ke pantainya, sayang waktunya tak keburu karena harus segera balik ke Airport. Eh, di loket ketemu lagi sama petugasnya yang judes. Apa dikiranya aku ini TKI illegal apa ya? Huh..! Untung perut sudah kenyang, kalau tidak tak suruh traktir kau..!
#SoloTravel
#Melaka
#Malaysia