Jumat, 25 Oktober 2013
Tidur
Seringkali saya heran ketika mendengar maupun membaca status di Facebook yang mengeluh pada susah tidur bahkan hingga menderita insomnia. Ya, karena Alhamdulillah saya hampir tidak pernah merasakan gangguan ini.
Saat masih SMA beberapa teman mengatakan sulit tidur karena sedang banyak masalah, entah karena beban pelajaran yang berat, kondisi ekonomi, putus cinta maupun lainnya.
Saat itu ketika menjelang tidur saya justru malah mikir, kenapa orang-orang itu pada sulit tidur, padahal kan tinggal berdoa dan kemudian memejamkan mata saja. Kalau ada masalah, ya hadapi dan coba cepat diselesaikan. Jika tak bisa segera beres, taruh dulu di lemari atau di bawah bantal. He he he..
Ada juga yang tidak nyenyak tidur kalau bukan di rumahnya sendiri, hingga akhirnya saat harus menginap di rumah atau tempat lain akan jadi siksaan tersendiri. Buat saya yang sering bepergian, ini nggak asyik banget. Bagi saya pergi dan menginap di tempat baru itu merupakan sensasi tersendiri. Resepnya cuma satu, nikmati saja semuanya. Simpel kan?
Bisa jadi saya bisa dengan mudah ngomong begini karena saya sejak kecil sudah terlatih tidur dimana saja. Ketika kecil saya sering diajak oleh Pak Wo (kakek) tidur di mobil. Wah keren banget jaman segitu apalagi tinggal di desa tapi bisa punya mobil.
Tunggu dulu.. Bapak saya adalah seorang sopir honorer di kantor PU sehingga kalau pulang malam, mobil jeep pegangannya suka dibawa ke rumah. Maklum saja di Jogja saat itu kendaraan umum sudah menghilang bersamaan dengan tenggelamnya sang surya di ufuk barat, sehingga atas seijin atasannya mobil bisa dibawa pulang. Karena khawatir dengan keamanannya, maka pak Wo sering mengajak saya tidur di dalamnya. Kursi belakang dilipat, gelar tikar, tidur deh.
Selain tidur di mobil, saya juga suka tidur di emperan rumah simbah. Kebiasaan di desa selain menaruh kursi di emperan, biasanya juga ada amben (ranjang dari bambu dengan alas tikar pandan/mendong). Nah, kami biasanya akan ramai-ramai bersama simbah dan anak cucunya akan tidur di amben itu ditemani oleh secercah cahaya pelita (ting), kilauan bintang dan bisikan bangun malam. Bagi yang penakut bisa jadi suasana ini akan terasa horor. Tapi tidak bagi kami.
Kala musim panen tiba, ini akan menjadi keasyikan bagi kami yang masih anak-anak, karena inilah saatnya tidur di gubuk di tengah sawah. Apa lagi jika pas panen palawija, maka selain tidur di alam terbuka, akan ada acara bakar jagung maupun ketela.
Bagaimana dengan berkemah? Wah, ini sih favorit saya. Meskipun tak suka dengan kegiatan pramuka, tapi ketika musim camping tiba, maka saya akan menyambutnya dengan suka cita.
Sejalan dengan aktivitas saya sebelumnya yang menuntut harus mempunyai mobilitas yang tinggi, Alhamdulillah menambah pengalaman saya untuk tidur di berbagai tempat dengan berbagai kondisi.
Nah, ini ada beberapa tips agar nyenyak tidur ala saya :
1. Jangan tidur larut malam. Biasanya kalau jam sudah menunjukan pukul 22.00 wib, otomatis alarm tubuh saya akan memberi tanda.
2. Hindari minum kopi menjelang tidur. Kalau sudah lewat jam 17.00 wib, saya sudah stop ngopi.
3. Tutup pintu, jendela dan hordeng serta matikan lampu. Cahaya lampu akan menyilaukan mata sehingga tidak nyaman di mata.
4. Matikan tv, radio dan sejenisnya. Suasana yang tenang akan lebih mempercepat tidur.
5. Jangan lupa berdoa sebelumnya
6. Jika semua sudah dilakukan tapi masih juga susah tidur? Biasanya saya sambil merem kemudian berzikir hingga akhirnya akan terlelap dengan sendirinya.
Jadi kenapa juga masih susah tidur?